POLYVORE

Gempa Akibat Interaksi Lempeng Utama Dunia

Sejumlah wilayah di Indonesia dalam retang waktu yang terbilang singkat dilanda gempa bumi dengan kekuatan yang cukup besar. Selama bulan September 2009 saja, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat setidaknya terjadi 30 kali gempa bumi di wilayah Indonesia dengan kekuatan di atas 5 SR. Beberapa yang terbesar di antaranya mengguncang Tasikmalaya (7,3 SR), Yogyakarta (6,8 SR), Tolitoli (6,0 SR), Nusa Dua (6,4 SR), dan Ternate (6,4 SR).

Badan Geologi Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral melaporkan, gempa bumi yang terjadi di wilayah Indonesia dalam beberapa bulan terakhir terjadi akibat dinamika pada lapisan bumi. Banyaknya gempa yang terjadi diakibatkan tataan geografi Indonesia yang berada dalam pertemuan sejumlah lempeng tektonik besar yang aktif bergerak dimana setiap pergerakan lempeng berpotensi mengakibatkan gempa bumi.

Tataan geologi wilayah Indonesia saat ini terjadi sebagai akibat interaksi 3 lempeng utama dunia, yaitu Lempeng Samudra Pasifik yang bergerak ke arah barat-baratlaut dengan kecepatan sekitar 10 cm per tahun, Lempeng Samudra India-Benua Australia (Indo-Australia) yang bergerak ke utara-timurlaut dengan kecepatan sekitar 7 cm per tahun, serta Lempeng Benua Eurasia yang relatif diam, namun resultante sistem kinematiknya menunjukkan gerakan ke arah baratdaya dengan kecepatan mencapai 13 cm per tahun.

Hasil interaksi lempeng-lempeng tersebut menyebabkan terjadinya berbagai peristiwa geologi, salah satunya kegiatan magmatik dan terbentuknya zona-zona kegempaan dengan intensitas tinggi. Selain dikarenakan pergerakan antar lempeng, terjadinya gempa juga berkaitan dengan keberadaan sesar aktif yang membentang di beberapa wilayah, di antaranya sesar Sumatera, sesar Palu, sesar di Papua, atau sesar yang lebih kecil seperti sesar Cimandiri, Jawa Barat.